Beranda | Artikel
Hijrah Hati adalah Hijrah Yang Paling Penting
Kamis, 29 November 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Hijrah Hati adalah Hijrah Yang Paling Penting merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abdullah TaslimM.A. dalam pembahasan Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 23 Shafar 1440 H / 01 November 2018 M.

Status Program Kajian Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah

Status program kajian kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Kamis pagi, pukul 07:00 - 08:00 WIB.

Download juga kajian sebelumnya: Pengertian Hijrah Yang Sejati

Kajian Islam Ilmiah Tentang Hijrah Hati adalah Hijrah Yang Paling Penting – Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah

Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala menjelaskan bahwa keinginan untuk hijrah yang ada dihati setiap orang yang beriman bisa kuat atau lemah sesuai dengan kuat atau lemahnya motivasi cinta dalam hati seorang hamba. Maka setiap kali motivasinya semakin kuat, maka hijrahnya akan semakin kuat, semakin lengkap dan semakin sempurna. Sebaliknya, jika motivasinya semakin lemah, maka hijrahnya pun lemah. Sampai-sampai hampir-hampir dia tidak merasakannya dan tidak menggerakkan keinginannya.

Ini semua kembali kepada masalah iman, penyempurnaan tauhid dihati kita. Oleh karena itulah penjelasan masalah ini hampir-hampir tidak dicantumkan dari penjelasan orang-orang yang membahas masalah hijrah. Justru yang ditekankan oleh mereka adalah hijrah yang terkadang sebagian orang tidak merasakannya. Contohnya adalah hijrah dari negeri kufur ke negeri Islam. Ada sebagian orang yang tidak merasakannya. Mungkin karena dia sudah tinggal di negeri kaum muslimin, nampak syiar-syiar Islam maka dia tidak perlu melakukan hijrah ke negeri lain. Tapi untuk hijrah hati ini, inilah yang penting dan harus menyertai seorang hamba dalam semua hidupnya, dalam semua keadaannya.

Maka sesuatu yang mengherankan ketika seseorang membicarakan tentang masalah hijrah dengan panjang lebar, membahas kewajiban hijrah dari negeri kafir ke negeri Islam atau membahas makna hijrah yang terputus setelah fathu makkah, tapi hijrah yang hakiki (hijrah hati) justru hampir tidak dibicarakan padahal ini adalah hijrah yang paling penting, hijrah yang terus-menerus berlaku sepanjang hidup manusia. Dan ini adalah hijrah yang menunjukkan benar atau tidaknya iman dalam hati seorang hamba. Maka hal ini perlu mendapatkan perhatian penting.

Hijrah Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Ciri orang yang ingin kembali kejalan Allah, dia tidak akan lepas dari dua hijrah. Yaitu hijrah kepada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana landasan Islam adalah dua kalimat syahadat yang berbunyi:

أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Aku bersaksi bahwasannya tidak ada sembahan yang benar selain Allah semata-mata, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Rasul utusan Allah

Hijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, ibaratnya ini hanya satu menara yang tidak tersisa kecuali namanya. Maksudnya adalah hampir jarang yang mempraktikkannya di akhir zaman. Apa arti hijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Apa artinya membela dan menghidupkan sunnah? Bagaimana cara menempuh jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Kebanyakan orang diakhir zaman hampir-hampir tidak melihat lagi ini sebagai jalan yang jelas dan petunjuk yang sempurna yang seharusnya ditempuh.

Berhijrah dengan benar kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini bukan perkara yang ramai sebagaimana pengajian ramai didatangi. Ini adalah perkara yang ghorib diantara semua manusia. Orang yang menempuhnya akan menyendiri, akan terasingkan disetiap perkumpulan, dianggap jauh padahal tempatnya dekat, dia dianggap sendiri padahal tetangganya banyak. Didalam kitab Madarijus Salikin, Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala menyebutkan bahwa orang yang berpegang teguh dengan Islam yang benar, yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, hari ini akan menjadi lebih asing jika dibandingkan pertama kali datangnya.

Meskipun petunjuk dzahirnya sangat dikenal dikalangan manusia, tapi tetap orang yang berpegang teguh dengannya akan asing dengan keterasingan yang sangat. Berarti hijrah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sama keadaannya. Yakni asing dan tidak semua orang mau memberikan perhatian untuk hal ini meskipun semua mengaku adalah umatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua mengaku mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Orang ini adalah orang yang menjauh dari hal-hal yang dicintai dari kebanyakan manusia. Manusia mengejar dunia dan hal-hal yang menjauhkan dari petunjuk Allah, dia justru menjauh dari hal-hal yang seperti itu. Ketika orang-orang berlomba-lomba dengan dunianya, maka dia berlomba-lomba untuk agamanya. Dan dia justru merasa nikmat dengan hal-hal yang ditakuti manusia. Ketika orang-orang tidak perhatian terhadap iman, tauhid, Al-Qur’an, justru dia merasa senang dengan hal tersebut. Dia seperti orang yang tinggal ketika manusia melakukan perjalanan. Dia justru melakukan perjalan ketika manusia senang untuk tinggal dan memanen hasil mereka. Cita-citanya berbeda, keinginannya berbeda, target hidupnya berbeda, pandangan hidupnya berbeda dikalangan manusia.

Orang-orang yang asing dikalangan orang-orang yang beriman, kita dapati mereka menjelaskan ghuroba itu seperti namanya. Jadi bukan mereka mengaku berpegang teguh dengan sunnah atau mengaku ingin kembali kepada pemahaman yang benar, dalam pengakuan saja sudah cukup asing dikalangan manusia. Tapi dalam praktik, mereka benar-benar asing.

Imam Al-Ajurri menjelaskan, contohnya dikalangan penuntut ilmu. Banyak penuntut ilmu, tapi mereka ini benar-benar gharib dikalangan penuntut ilmu. Penuntut ilmu mencari yang ini, mereka mencari yang ini. Jadi manusia kearah sini, dia kearah sini. Benar-benar asing seperti namanya. Mereka asing dikalangan penuntut ilmu, asing dikalangan orang-orang yang berdzikir, asing dikalangan pembaca Al-Qur’an.

Dikalangan orang yang shalat misalnya, disaat orang-orang yang shalat perhatian memperbanyak shalatnya, memperindah dikalangan manusia dan sekedar menampakkan, tapi dia justru perhatian terhadap rukunnya, ikhlasnya, kebaikan-kebaikan yang menyangkut hubungannya dengan Allah subhanahu wa ta’ala.

Dikalangan pembaca Al-Qur’an, saat banyak orang yang mentargetkan harus bagus, harus kelihatan banyak hafalannya, dia justru merenungkan Al-Qur’an, merenungkan manfaat, mengobati penyakit hatinya, hal-hal yang benar-benar sesuai dengan hijrah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan RasulNya.

Simak penjelasannya pada menit ke – 16:35

Simak Kajian Lengkapnya, Download dan Sebarkan mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Hijrah Hati adalah Hijrah Yang Paling Penting – Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah

Mari raih pahala dan kebaikan dengan membagikan tautan ceramah agama ini ke Jejaring Sosial yang Anda miliki seperti Facebook, Twitter, Google+ dan yang lainnya. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Anda.

Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com

Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :

Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv

 


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45305-hijrah-hati-adalah-hijrah-yang-paling-penting/